Perjalanan kali ini jatuh pada Kota Jogja. Kata banyak orang Jogja itu istimewa. Daaan memang istimewa menurutku. Perjalanan ini adalah kali ketiga aku berlibur ke Jogja dan pertama kalinya travelling sendirian a.k.a solo backpacker ke Jogja. Bener - bener perjalanan yang menyenangkan dan ga rugi. Banyak pelajaran di setiap sudutnya. Rasanya pingin balik ke Jogja pokoknya.
     Aku di Jogja selama 2 hari semalam. Berangkat dari Wonogiri, salah satu Kabupaten di Jawa Tengah. Lebih tepatnya dari daerah Baturetno. Perjalanan di mulai pukul 8 pagi menggunakan bis Purwo Widodo, karena menurut informasi ini adalah bisa terpagi yang melayani rute Baturetno - Yogyakarta. Ini juga pengalaman pertamaku naik bis umum di daerah Jawa Tengah karena aku bukan orang Jawa Tengah yaa. Sambil menunggu bis berangkat, aku dan bapakku sarapan dulu di Terminal Baturetno. Bis ini tidak masuk di dalem terminal, bisnya ngetem di depan terminal depan warung makan kecil di situ. Tarif yang dipatok 30.000 untuk bis nonAC. Sebelum menuju Jogja, bis akan berhenti di terminal(tapi gabkeliatan kayak terminal, lebih miril pasar kalo menurutku) Pracimantoro. Buat temen - temen yang baca dan tahu mungkin bisa komen di bawah pemberhentian bis di Pracimantoro itu terminal apa pasar ya. Bisnya ngetem lama donggg sejam lebih lah nunggu penumpang dengan cuaca yang panas dan nonAC.
     Setelah dari Pracimantoro bis langsung menuju Jogja, uhuyyyy. Banyak sekali pemandangan menarik di sepanjang jalan menuju Jogja. Atau mungkin karrna ini pertama kalinya ya. Beruntungnya tidak terlalu banyak kendaraan dan lampu merah, jadi ga terlalu macet lah. Dengan sedikit dialog dengan bapak supirnya, Purwo Widodo adalah satu-satunya bis yang melayani rute Baturetno - Jogja. Bis beroperasi hanya sampai sore sekitar jam 15.00 dan itupun tidak sampai Baturetno, cuma sampai Pracimantoro. Bis yang melayani rute Baturetno terakhir jam 12.00.
     Sekitar jam 12 siang sampailah di stasiun Giwangan. Gerbang untuk memulai pengembaraan ini eciee. Karena waktu sampai yang sudah terlalu siang dari jadwal yang telah aku rencanakan, jadi Kraton Jogja dan Benteng Vredenburg harus di skip dong. Untuk kebaikan diri ada baiknya ke penginapan dulu. Jogja tidak sedingin Malang, meskipun Malang sekarang sudah tidak dingin lagi (T.T).
     Penginapannya aku pilih di Grand Zea, semalamnya di patok 60.000. Tapi ada beberapa pilihan harga sih. Sebenarnya dengan harga segitu bisa untuk 2 orang. Kalau mau nambah orang bisa kok dengan biaga tambahan. Kalau mau reservasi lebih dari satu malam minimal satu bulan sebelumnya. Dan harga saat hari libur juga beda, saat weekend harganya 80.000, saat musim liburan 120.000 dan 160.000 saat musim natal & tahun baru.
     Grand Zea juga mudah dijangkau dengan trans jogja. Lokasinya tidak jauh dari halte di jalan mentri supeno deket hotel cokro. Dari terminal Giwangan bisa naik Trans Jogja jurusan 4A. Oiya, tidak semua halte Trans Jogja besar kotak yang ada petugasnya. Banyak halte bayangan yang kecil - kecil berupa tangga di pinggir. Saranku lebih baik bertanya pada petugas di Trans Jogja. Tarif naik Trans Jogja juga cukup murah, dengan 3.500 untuk sekali naik dan kalau pindah bis selama masih di halte yang sama kita tidak akan dipungut biaya.
     Banyak tempat wisata yang bisa di tempuh dengan Trans Jogja. Namun, Trans Jogja memiliki rute yang sedikit membingungkan. Kalian harus perbanyak informasi tentang rute yang akan diambil supaya ga salah berhenti halte. Temen - temen juga bisa bertanya kepada petugas Trans Jogja. Jadi, aku juga pernah salah berhenti Halten waktu pertama kali ke sini. Yahhh, namanya juga masih bingung kan yaaa wkwkwk. Karena ngerasa salah halte yaudah kan pesen grab aja, ehhh ternyata lokasi sama haltenya ga jauh kalo jalan kaki. Rugi dongss promo grab aing. Tapi gapapa lah ya, daripada bawa ransel yang besar.
     Lokasi Grand Zea ada di kompleks perumahan dan masuk jalan gitu. Jadi bukan dipinggrir jalan raya utama. Aku nemu penginapan ini dari situs web www.yogyes.com, disana banyak banget panduan lengkap yang bisa kalian temukan untuk merencanakan liburan ke Jogja. Penginapannya bersih dan penjaganya juga ramah. Meskipun penginapan ini bebas laki - laki dan perempuan tapi untuk pasangan yang belum menikah tidak diperbolehkan menginap sekamar.
     Setelah ketemu dengan penjaganya dan memilih kamar, aku mandi, solat dan memimikirkan lokasi mana yang akan aku tuju setelah keterlamabatn bis yang sungguh keterlaluan ini. Setelah merenungkan banyak hal akhirnya aku skip Kraton Jogja dan Benteng Vredenburg. Aku memutuskan ke Taman Sari saja melanjutkan agenda trip yang seharusnya.
     Aku memilih naik ojek online karena berdasarkan waktu, biaya dan keadaan saat itu. Sebenernya pingin keliling Jogja naik Trans Jogja tapi aku tidak boleh egois terhadap diri sendiri hehehe. Oke, kayaknya part 1 segini aja, pastikan kalian baca part 2 yaa untuk panduan (eciee panduan dah kayak barang aja). Aku juga sertakan foto yang aku ambil di sepanjang perjalanan Baturetno - Jogja.







     Yessss, finally mantai lagi. Setelah sekian purnama debar merindu debur. Seperti di judul, pantai yang dipilih adalah pantai Sine Cemoro Sewu yang ada di kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Alasan memilih pantai Sine karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari rumah nenekku di Desa Samir, Kecamatan Ngunut. Perjalanan sekitar 40 menit dengan sepeda motor. Buat ke pantai Sine kalian bisa search aja di maps dan disimpan secara offline untuk menghindari sinyal yang tidak stabil. Kondisi jalan ke arah pantai sudah cukup bagus kok. Yahh, kalo di jalan deket pantai masih ada satu dua lubang tapi sudah beraspal semua. Jadi kalian bisa tenang. Kalo rute cukup ekstrim sih, banyak belokan tajam, tanjakan dan turunan yang ekstrim juga. Bahagianya, mobil bisa akses kesini juga. Yang mau liburan dengan keluarga bisanih ambil pantai ini sebagai opsi.
     Aku berangkatnya pagi hari ya, sekitar pukul 07.05 lah, jalanan masih sepi dan waktu tiba di pantai juga masih sepi (masi enak buat cari wangsit :p). Buat masuk ke pantai ini kalian cukup merogoh kocek untuk parkir sepeda motor Rp. 3.000, tiket untuk 1 orang Rp. 7.500 dan tiket untuk mobil seharga Rp. 5.000. Kalian bebas bisa explore pantai dan kampung nelayan di sini. Pintu gerbang masuknya ga langsung di depan pantai ya. Jadi kalian masih harus berkendara beberapa meter untuk sampai di lokasi. Di sini juga ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan) jadi buat yang mau nyari oleh - oleh bisa beli disini tapi ga beroperasi 24 jam yah. Waktu aku berkunjung kesana TPInya ga buka. Tapi kalian bisa beli di kampung nelayan.
    Menikmati silir angin dan ombak yang berdebur dengan kesunyian riuh manusia memang cocok buat relaksasi dari kepenatan hiruk pikuk di kota. Di sini juga ga ada sinyal, cocok buat ngilang. Etapi mungkin juga tergantung provider kalo im3 jelas ga ada sinyal. Pantai Sine termasuk dalam pantai yang memiliki ombak besar, lebih baik kalian jangan berenang disini. Kalau berjalan - jalan di pinggirnya sih masih okelah.
    Di Pantai Sine kalian juga bisa menemukan cemoro sewu, kawasan hutan cemara dipinggir pantai dan danau cinta (buat yang pengen berenang bisa di sini aja). Selain itu di Pantai Sine juga disediakan fasilitas yang cukup banyak seperti persewaan ATV, toilet dengan air tawar, musola, rest area dan beberapa kios juga memberikan fasilitas free wifi. Kalian juga bisa ngecamp disini lo. Dan yang paling penting tong sampah. Sayang banget kan pantai yang indah harus tercemar sampah. Yah meskipun ketika laut pasang mbawa sampah tapi setidaknya kita tidak boleh menambah sampah yang sudah berserakan. Ingat teman, sampah plastik tidak mudah terurai dan bisa membahayakan biota laut. Jadi, jangan lupa buang sampah pada tempatnya.
    Kalian jangan khawatir dengan dompet kalian. Harga disini cukup murah kok. Kalo kalian mau kencing cukup mengeluarkan uang Rp. 2.000 dan Rp. 3.000 untuk mandi dengan air tawar. Harga menu juga masih cukup terjangkau untuk mie goreng rata - rata dijual seharga Rp. 5.000, bakso seharga Rp. 6.000 sama dengan harga pecel dan nasi ayam lalapan Rp. 10.000. Eh ada yang kurang kalian juga bisa menikmati seporsi cumi dengan merogoh kocek sebesar Rp. 25.000.
    Beberapa tips buat yang mau liburan ke pantai dengan tenang :
1. Pilih hari weekday kalo bisa karena lagi sepi dan sebisa mungkin berangkat pagi hari.
2. Jangan lupa sarapan dan bawa tumblr/botol minum dari rumah.
3. Charge full kamera dan handphone kalian.
4. Pakai sunblock.
5. Cek kondisi kendaraan kalian, pastikan dalam kondisi prima ya.
6. Jangan buang sampah sembarangan.
7. Yang paling penting Do'a

Semoga liburan kalian menyenangkan temann.

Ga afdol tanpa poto kaan.

















    Ada yang belum tau Jawa Timur Park 3 ? Mana mana angkat tangannya tapi jangan tinggi tinggi ya. Udah tau yaudah kalo udah tau. Lagian siapa sih yang ga tau Jawa Timur Park 3. Kalau belum tau googling dulu :v. Buat kalian yang belum tahu Jawa Timur Park 3, itu adalah salag saty theme park di kota Batu. Jawa Timur Park 3 merupakan salah satu bagian dari Jawa Timur Park Group. Beda dari theme park yang lain, di JTP 3 ada 4 park utama yaitu Dino Park, The Legend Star, Museum Musik Dunia dan Funtech Plaza. Eiiitss tapi ada banyak lagi atraksi di sini seperti circus magic, the miracle, jurassic action, infinite world, house of zombie, 6D Cinema, Terminal Selfie, Virtual Arena, XD dan 360 photo. Banyak banget kan. Kalian kalo kesini siap siap bawa batre kamera tambahan atau power bank ya karena banyak spot yang super keren buat dilewatin.
    JTP 3 lokasinya ga jauh dari jalan utama kok jadi gampang banget di cari. Kalo kalian dari arah malang kalian bisa ke arah Batu. Tempatnya ada di kiri jalan deket Ria Djenaka. Kalo dari arah sebaliknya tujuan kalian ada di kanan jalan. Aku sarankan kalian bawa kendaraan sendiri atau sewa harian.
    Di JTP 3 kalian bisa beli tiket perwahana atau gabungan. Nanti aku sisipin harganya di foto bawah. Tapi harga ini juga bisa berubah lo. Apalagi kalian bacanya beberapa tahun setelah blog ini di tulis. Meskipun gitu setidaknya bisa kalian jadikan acuan lah ya kalo mau liburan ke JTP 3. Apalagi kalian dari luar kota. Harga tiketnya juga beda antara weekday atau weekend. Pokoknya ada nanti fotonya.
    Jam bukanya tiap park juga ga sama sih, waktu aku ke sana the Legend Star belum buka. Tapi yang pasti JTP 3 beroperasi dari jam 11.00 - 21.00. Di sini juga ada Indomaret loh, jadi gausa bingung kalo mendadak kuota habis.


    Nama ini mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Malang. Salah satu kuliner khas dengan rasa pedasnya ini wajib banget kalian coba. Emang sih akhir akhir ini kuliner yang pedes pedes lagi hype gitu di Malang. Nah, sego sambel cak uut ini salah satunya. Bahkan kalo mau makan di tempat bisa antri tempat duduknya. Kebayangkan yaah.
     Lokasi Sego Sambel Cak Uut memang tidak dinjalan besar atau jalan utama. Tepatnya di Jalan Simpang Raya Langsep no 41, Pisang Candi, Sukun Malan. Kalian bisa ceki ceki di google maps juga. Nanti kalo audah di daerah situ bakal ada bapak bapak parkir yang sibuk menata kendaraan dan teriak teriak "yok parkir cak uut, sini aja. Parkir cak uut mbak". Tandanya kalian udah ga jauh dari tempatnya. Kalian ga akan menemukan rumah makan besar dengan berbagai perniknya. Dari depan rumah makan ini biasa aja seperti di sebuah garasi rumah pribadi. Tapi ramenya jangam di sangka sangka. Garasi tadi berfungsi sebagai tempat untuk pesan dan meja kasir. Serta dapur jalan ke dapur utama dan ada beberapa meja kursi. Kalian masuk aja dan walaaa, banyak gazebo gazebo penuh meja kursi dan beberapa tempat lesehan. Konsepnya seperti di pedesaan dengan musik gamelan. Westa kalian ga nyangka kalo lagi makan di kota.
     Rasa makanan di sini seperti makanan rumahan. Buat orang rantau yang rindu rumah, rindu masakan emak, datanglah ke sini. Meskipun rasa pedesnya nampol. Apalagi buat yang ga doyan pedes harus hati hati atau request aja yang ga pedes. Rasa masakannya itu berasa banget. Jadi bumbu bumbunya itu masih kerasa. Sedep gitu lah. Bukan masakan yang pelit bumbu dan pedesnya itu dari cabe bukan merica. Beberapa kuliner pedes di Malang hanya fokus pada rasa pedesnya tanpa mempertimbangkan cita rasa masakan aslinya.
     Untuk harga, aku bakal posting gambarnya juga di bawah. Krusial banget kan ya harga ini. Apalagi anak kos, harga adalah pertimbangan yang sangat penting. Sejujurnya, cukup mahal yah. Bisa buat 2 - 3 kali makan di warung kecil gitu. Tapi masih cukup terjangkau lah.
Buat kalian yang udah pernah makan di sego sambel cak uut, tulis di komen ya apa menu favorit kalian. See yaa di postingan selanjutnya~~

Daftar Harga di sini ya. Itu yang coretan tandanya sudah habis.

Menu sambel cumi yang aku pesan

Ini lokasinya.

Dalemnya dengan konsep pedesaan


 
    Pernah ga sih kalian ngebayangin keliling dunia. Pernah lah ya, kalo belum bayangin dulu ya. Udah kan udah ? Jadi ini sesuai judul 3 hari keliling pulau Jawa, tapi semoga nantinya keliling Dunia. Semua bilang Aamiin. Hehe.
   Jadi keliling Jawa ini meskipun bukan dari ujung ke ujung tapi ya tetep dari Jawa Timu ke Jakart balik lagi Jawa Timur sama aja keliling kan yah. Rute sebenarnya sih Malang - Tulungagung - Bogor - Jakarta - Malang. Pulangnya via pantura ya, naik kereta tapi. Kendaraan yang digunakan bis dan kereta. Moda angkutan rakyat lah pokoknya. Dan gak pas 3 hari sih, 3,5 harian lah.
   Pertama tama aku naik kereta dari Malang - Ngunut, karena berangkatnya aku nganter nenekku sih dan dari Tulungagung aku sama nenek naik bis Harapan Jaya. Mungkin kalo kalian daerah Jawa Timur ga asing dengan bis warna putih oranye (bukan bagong) beda yaa, Harapan Jaya. Enaknya naik bis ini kita free bantal dan selimut. Eh lupa tentunya makanan ringan dan makan berat sekali. Mayan kan bisa hemat buat uang jajan. Sayangnya karena sesuatu bis kita telat. Berangkatnya baru pukul setengah satu siang lah dan nyampe Bogor pagi menjelang siang. Di Bogor nginep sehari semalem lah terus cauuu ke Pasar Senen naik bis. 
    Yah tapi namanya hidup memang ga seindah yang dibayangkan. Keretaku ke Malang dari Pasar Senen itu jam 12.00 siang. Dari Bogor ke Pasar Senen butuh waktu kaaan. Dan timbulah sedikit drama dramaan di sini. Niatnya berangkat pagi meet up sama temen di Jakarta, kemudian pulang dengan bahagia. Runtuh sudah, keponakanku datang telat, bis ngetemnya lama. Di jalan udah berdoa aja ga ketinggalan kereta 🙄. Kereta jam 12.00 sampe depan satsiun jam 12.00 alhasil harus lari lari deh. Pas melangkah ke dalem gerbong keretanya mau berangkat. Alhamdulillah, coba telat selangkah doang udah babay keretaa, babay uang *eh. Yah begitulah kehidupan beda langkah aja bisa merubah segalanya. Jadi beranikan melangkah (Dewi Teguh).
    Daan sekarang pulang. Banyak sekali pelajar dari perjalan ini, dari harus bersabar menunggu bis, latihan mengontrol emosi karena hampir ketinggalan kereta dan membuat keputusan. Kenapa membuat keputusan karena coba aja kalo aku segera pesan bantal dinkereta pasti bisa bobo nyaman. Karena kelamaan menimbang dan memilih serta memutuskan bantal sewaan di kereta sudah habis. FYI, aku juga baru tau kalo di kereta itu ga free bantal, beda ya kayak di bis padahal harganya mahal kereta. Dan yang tidak boleh lupa lagi persiapan. Kenapa karena aku lupa membawa jaket. Fix, semaleman kedinginan. Lupa nih ngasih tau, aku naik kereta apa. Aku sedikit lupa si naik kereta apa, kalo ga Jayabaya ya Majapahit. Dan perjalanan ini dilakukan tahun 2017 awal.

    Biaya perjalanan:
1. Tiket kereta Malang - Ngunut.                           Rp.   12.000
2. Tiket bis Harapan Jaya Ngunut - Bogor.          Rp. 215.000
3. Harga bis Bogor - Jakarta (gratis karena dibayarin, tapi perorang Rp. 20.000)
4. Tiket kereta Jakarta - Malang.                           Rp. 245.000
5. Makan nasi goreng di kereta + teh                   Rp.   27.000
6. Makanan ringan.                                                   Rp.  10.000
 Total.           Rp. 509.000
*Ps. Aku sedikit lupa harga nasi goreng dan teh sekitar segitu lah.                           
    


    Pagi itu seorang wanita berbaju hitam berjalan di pesisir pantai. Rambutnya di gelung tinggi menampakkan lehernya yang jenjang. Dia sengaja bertelanjang kaki, membiarkan ombak menjilati kakinya. Matanya tajam menatap kedepan, kontras dengan raut mukanya yang penuh harap dan sedih. Dia terus berjalan di sepanjang pesisir itu. Hingga di ujung, dia akan menaiki perahu nelayan ke tengah laut untuk menaburkan bunga yang telah dibungkus kresek hitam. Kemudian dia akan kembali lagi berjalan menyisir pantai dan naik ke atas karang di ujung lainnya. Duduk di sana sepanjang hari dan menatap jauh ke laut.
     Itulah ritual tahunan yang sudah 5 tahun ini wanita itu lakukan. Tidak peduli laut sedang ganas atau hujan deras. Kau bisa bayangkan bagaimana laut di bulan Desember ?. Wanita itu duduk di atas karang membiarkan rambut tergerai dicumbu angin. Dia mengingat bagaimana di tahun pertama dia berjalan dengan rasa sesak yang ia simpan didada, berjalan dengan tangis di bawah mendung untuk menaburkan bunga yang pertama. Lalu, ditahun kedua dia berjalan di bawah badai dan memohon mohon pada nelayan untuk membawanya ke tengah laut. Tak ada yang mau. Laut terlalu ganas untuk dirayu. Wanita itu hanya menaburkan bunganya di pesisir. Di tahun ketiga masih penuh harap di berjalan di sepanjang pesisir dan pergi ke tengah laut untuk menaburkan bunganya. Terus setiap tahun di tanggal yang sama. Harapannya selalu sama, laut memulangkan kekasihnya.
    Masyarakat sekitar menyebutnya gila. Siapa yang mau melakukan ritual seperti itu hanya untuk mengenang orang yang sudah mati. Di awal-awal mereka mencoba untuk mengingatkan wanita itu, toh dia adalah wanita yang cukup cantik pasti banyak pemuda lain yang mau meminangnya. Tapi wanita itu lebih memilih menyiksa ingatan dan hatinya.
     Wanita itu sudah tidak peduli lagi dengan sekitarnya. Bahkan ia tidak peduli lagi dengan hidupnya. Sejak laut memisahkan ia dengan pemuda itu. Hanya seminggu sebelum pernikahan mereka, pemuda itu hilang di laut. Perahunya tidak pernah kembali. Laut telah mematahkan hati wanita itu. Namun, jauh di dalam hatinya ia berharap pemuda itu kembali di suatu sore dengan senyum di wajahnya.
     Angin sore semakin kuat menerpa tubuh wanita itu. Deru ombak semakin kencang menggempur karang. Diujung katulistiwa seperti ada titik hitam yang mendekat. Wanita itu memicingkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Titik hitam itu semakin besar membentuk siluet tubuh manusi. Deg, degup jantung wanita itu mendadak berhenti kemudian berdetak dengan cepat seakan ingin keluar dari dada. Dia berdiri mendekat ke laut. Lekukan tubuh itu, dada bidangnya, binar matanya. Tuhan, inikah jawaban dari do'a wanita itu. Pemuda yang hilang di laut itu kembali.
     Air mata wanita itu berlinangan tak mampu lagi dibendung. Semua duka dan rindu ingin direbahkan didada pemuda yang tersenyum di hadapannya. Dia ingin bercerita tentang sesaknya kehilangan pemuda itu. Didekapannya dunia ini kecil, didekapannya  wanita itu ingin beristirahat.
    Dunia masih berjalan seperti biasa. Entah anak adam mana yang jatuh cinta atau mungkin patah. Dia tidak bergeming. Pun, ketika seorang wanita lompat ke laut dari tebing. Dunia masih tidak peduli. Hanya masyarakat yang mencibir dan menganggap hina cinta wanita itu.
    Ya, wanita itu kini telah tiada. Raganya telah didekap samudra luas. Mungkin cintanya dipertemukan disana.
   
   

     Aku ingat, di sore yang cerah itu kau berjalan di tepi pantai dengan bertelanjang kaki. Membiarkan air laut menjilati kaki putihmu. Saat itu, rambutmu tergerai dan tertiup angin. Aku menatap dalam wajahmu yang memantulkan cahaya jingga dari langit. Ada banyak cerita yang masih kau sembunyikan di sana, yang entah kapan akan kau percayakan padaku. Rebahlah, sandarlah, aku bukan pria selemah itu.
Ah, tapi semua hanya kubatin. Karena pintaku yang ribuan kali selalu berujung pada penolakan.
     Aku sibuk dalam diamku memperhatikanmu, kau sibuk dalam diammu berkelana dalam dunia imajimu. Aku masih ingat, saat melintasi anak kecil yang mencari kerang aku bertanya "menurutku semua pantai itu sama, bagaimana denganmu ?" aku tahu pasti kau tidak setuju. Kau diam dan menghentikan langkahmu kemudian menatapku. "Begitukah ?, Kau sering menemaniku berburu pantai. Bagiku setiap pantai itu berbeda. Airnya, debur ombaknya, udaranya dan rasanya." Sanggahmu. "Baiklah, lalu apa yang kau cari dari pengembaraanmu ?" Tanyaku. Kau diam lagi dan melanjutkan perjalananmu.
     Pantai ini aku akui berbeda dari pantai - pantai yang pernah kita kunjungi. Tempatnya tersembunyi oleh ladang masyarakat sekitar. Aksesnya juga tidak mudah. Tapi pantai ini indah dengan debur ombaknya yang keras. Karang - karang yang melindungi dari kanan dan kiri. Pasirnya yang lembut dan kuning. Dan ada hal lain yang membuatku betah di sini. Itu kamu. Wanita samudraku.
    Yah, itulah sore bertahun - tahun lalu. Kini aku duduk di tepi pantai ini. Menerawang jauh ke batas cakrawala. Sesekali menjatuhkan pandangan padamu. Duduk disampingmu adalah vakansi yang dibutuhkan hatiku. Meskipun, kau tetap pada pendirianmu untuk tidak rebah padaku. Kau memilih rebah pada yang lebih kuat. Kau memilih rebah pada-Nya dan meninggalkanku dengan ribuan misteri serta sepucuk surat terimakasih dan permintaan untuk disemayamkan di pantai ini. Aku menghormati pilihanmu, seperti dulu - dulu. Mustahil untukku menolakmu, kau memilih tenang di tempat yang sepi dan indah. Selamat jalan kekasih, semoga duniamu tidak riuh lagi.
 

    Percakapan itu berlalu begitu saja. Dari diri yang malu malu kemudian bercerita tanpa jeda. Entah, karena kalut atau kamu, sosok misterius yang aku temui kala itu. Ditemani secangkir kopi dan segelas teh hangat, cerita itu terkisah begitu saja. Mungkin karena udara yang dingin.
     Berawal dari kursi yang kosong hanya disebelahmu. Dengan kenekatan aku bertanya tak adakah orang disebelahmu dan dengan santai kau mempersilahkan untuk duduk saja di hadapanmu. Setelah menit - menit hening diantara kita kau bertanya apakah aku sedang sendirian. Ku iyakan pertanyaan itu, dan percakapan itu mengalir begitu saja. Semakin hangat, seiring dinginnya teh dan kopi kita. Kita. Sudah pantaskah aku menyebut kita hanya karena percakapan hangat di sebuah kedai mie yang ramai itu.
    Kau bercerita banyak hal. Tentang kesendirianmu, tentang perjalananmu, tentang yang ku kira sudah banyak hal. Akupun bercerita tidak kalah banyak darimu. Tak terasa, mie goreng pesananmu dan mi kuah pesananku sudah tiba di meja yang basah karena air hujan tadi sore.
    Kita terlalu asik tenggelam dalam cerita. Hingga lupa masih banyak yang antri. Bersamamu waktu terasa singkat. Kita baru bertemu, salahkah aku ingin menjumpaimu lagi. Aku tersesat dalam duniamu. Dunia yang asing, namun terasa indah. Hingga aku sesat dan lupa dunia yang aku tinggalkan tadi. Kau bercerita tentang langit malam yang bertabur bintang dan tengah hutan yang lengang. Dunia yang selintas seperti imaji bagiku.
    Tiba - tiba ponselmu berdering, mengagetkan kita. Untuk sementara bolehkah aku gunakan kata kita. Kau berbicara sebentar dan terburu pergi. Kau hanya berpamitan sekilas sambil mengemasi korekmu. Aku, belum sempat mengucapkan salam perpisahan itu. Sudah harus melihat punggungmu.
    Begitulah salam perpisahanmu. Meninggalkan aku dengan segelas teh yang dingin. Maaf, memang aku siapa ? hanya seseorang yang tak sengaja kau jumpai dan kita sama - sama berbagi kisah yang panjang dengan waktu yang singkat. Ahh, malam semakin dingin. Kurekatkan jaket dan beranjak dari situ.
    Bagaimanapun aku tetap harus berterimakasih telah kau ajak hilang ke duniamu. Tapi bolehkah kau ijinkan aku untuk tetap di sana. Sayang, kita hanya sebatas cerita tanpa kisah. Iya, sampai berjumpa lagi, aku hanya berharap bisa bertemu lagi untuk menyampaikan rasa terima kasihku.

Musim hujan
Batu, 12 Februari 2019
   

     Untuk kesekian kali, ada kegelisahan yang menyusup di setiap debar. Aku rindu hembus angin yang menerpa muka. Aku rindu suara gemuruh debur yang memenuhi telinga. Selalu saja ada kerinduan untuk membiarkan air ombak menerpa jari - jari kaki. Ahhh, aku rindu pantai. Tulisan ini didedikasikan untuk diri yang merindu deburan ombak dan birunya laut.
     Setiap orang pasti mempunyai pilihan untuk liburannya mau ke alam atau destinasi buatan. Bahkan ada yang lebih memilih bersantai dengan segelas teh, buku keluaran terbaru dan setangkup roti. Ada yang memilih tantangan dan menyatu dengan pegunungan. Tidak sedikit yang memilih taman bermain yang memicu adrenalin. Berbagai pilihan untuk melepas penat. Kalau kaian jadi tim apanih ?
     Kalo aku sendiri sejujurnya lebih senang dengan liburan yang bertemakan keheningan. Menikmati teh di hari minggu atau berjalan - jalan di pantai (Tentunya, kalo pantai yang sepi). Sedihnya sudah berbulan - bulan tidak menyentuh pantai. Indonesia adalah negara kepulauan dengan bentang pantai yang panjang. Siapa sih yang ga tau pantai di Indonesia itu cantik - cantik orang manca aja tau. Sebenarnya aku tinggal di tempat yang tidak jauh dari pantai. Tapi entahlah kapan bisa kesana lagi.
     Berawal dari keyakina setiap perkataan adalah do'a, lewat tulisan kali ini aku berharap segera ada kesempatan lagi ke pantai. Jadi sedikit curhat lah ya. Jujur aja, in my honest opinion mantai itu asik banget. Coba deh kalian rasakan bener - bener, bagaimana kecilnya kita sebagai manusia. Bagaimana Tuhan dengan kesempurnaannya menciptakan segala sesuatu. Sayang sekali kalo kita diberi nikmat melihat tapi hanya liat tugas mulu. Tapi, liat si dia juga gapapa demi pelepas lelah *eh. Hehehe.

   
    Siapa disini kubu pecinta Indomie ?
    Kalian penganut paham Indomie goreng atau Indomie kuah ?
    Kuah ataupun goreng tidak pernah salah karena selera itu subyektif. Jangan karena perbedaan paham Indomie kalian jadi bertengkar. Selama Indomie kita tetap satuuuu. Hidup Indomie ! eh.
Bukan rahasia lagi kalo banyak pecinta Indomie di negara ini. Apalagi kalo dimakan waktu hujan dengan telor dan sayurnyaa, ahhh nikmat manalagi yang engkau dustakan. Sayangnya makan Indomie itu tidak pernah seimbang kita masak setengah jam habisnya 15 menit. Tapi itu bukan apa apa. Bagaimana jika demi menikmati Indomie harus menunggu selama 2 JAM ??? mampus kau dikoyak - koyak waktu.

   Kalian mungkin sebagian besar ga akan percaya kalo ada sebuah tempat demi makan Indomie harus menunggu 2 Jam bahkan lebih. Kalian harus coba ke tempat ini. Namanya Mie Soden Lokasinya di Batu. Kalo kalian sedang berlibur ke Malang atau Batu sempatkan makan Indomie di sini. Kenapa ? Karena kalian akan merasakan sensasi berbeda dari sebuah Indomie. Tempat sedikit nyempil dan sederhana bangeeet. Tapi antrinya, beuhh menunggu 2 jam itu hal yang wajar. Biar kalian ga nyasar aku kasih directionnya yah, kita mulai dari alun - alun batu ajaya (kalo dari rumah kalian kelamaan). Oke, start point Alun - Alun Batu, di deket Alun - Alun Batu ada Masjid besar sebrang jalan catnya masih ijo, dari situ kalian lurus sampai lampu merah pertama, kemudian belok kiri lurus terus ikuti jalan sampai kalian ketemu ada plakat hotel selecta di kiri jalan. Yauda kalian belok kanan kira - kira 3 - 4 kilometer dari Alun - Alun. Kalian ikuti jalan terus, belok kiri dikit ada portal masuk wisata selecta ga jauh dari situ akan ada bapak parkir dan kendaraan parkir yang banyak. Sudah sampai. Tinggal jalan dikit kiri jalan, tempatnya sedikit turun. Nah, disitu nanti akan berjubel - jubel manusia.
    Kalian jangan berharap ketemu dengan depot mewah ya. Disini cukup warung sederhana. Tapi jangan liat luarnya ya. Don't Judge Book By It's Cover. Karena kalau kalian malam dikit datengnya, harus sabar menunggu hingga 2 jamm. Mie Soden ini mungkin sudah ga asing di telinga orang Malang dan sekitarnya. Mie Soden buka mulai jam 18.00 sampe tutup. Waktu aku kesini sampai sekitar pukul 19.00 an dan kita dapat nomor antrian 20. Sebenernya tuh kita nunggu harusnya lebih dari 2 jam tapi karena muka melas aku, eh bukan sih karena faktor keberuntungan atau mungkin kelompok kita itu paling rame jadi diduluin hehehe.
    Jujur aja ya, pertama kali kesini aku bertanya - tanya kok bisa sih lama banget padahal waktu ngintip dapurnya masaknya itu langsung porsi besar di wajan yang besar. Kalian kalo kesini intip aja cara masak chefnya. Jangan makan doang. Chefnya disini cuma satu. Weeh dengan pelanggan sebanyak itu, kereen. Tapi kita nunggu sampe membeku.
   Kalo kalian makan disini, pasti akan merasakan sensasi yang luar biasa. Jangan lupa bawa jaket ya, Batu dingin. Kalian juga pilih meja yang outdoor sambil melihat warna - warni lampu Kota Batu. Tenang banget, dengan suara percakapan orang - orang yang menunggu dan keheningan malam. Di sini ga cuma jualan mie kok, kalo kalian bosen nunggu selama 2 jam kalian bisa nyemil makanan ringan yang dijual disini.
   Soal harga kalian jangan khawatir, murmer laah. Padahal antriannya kek gitu. Harga Mienya cukup 5000 rupiah aja. Segelas teh hangat 2000 rupiah. Untuk susu dan kopi susu 3000an. Muraah kan. Setelah makan, jangan berlama - lama ya kasian yang antri banyak. Jadi, kalian wajib dan kudu dateng kesini. Buktikan kesabaran kalian demi sepiring Indomie.

Tahu isi yang kita pesan

Ini chefnya lagi masak



Lampu - Lampu Kota batu



Mie pesenan kita



Penuh dong kursinya


Selamat Makan !!!

 
wohooooo, kejam gak tuhhh !
Jadi kronologinya gini.
Pagi hari tanggal 31 Januari 2019 jam 10.00 WIBB (Waktu Indonesia Bagian Batu) banyak orang berkerumun di depan entrance. Penasaran kan ya ada apaan. Ternyata ada drama teatrikal yang depersembahkan oleh Jawa Timur Park 2 untuk menyambut Hari Primata Nasional.

Drama teatrikal ini menceritakan tentang 2 primata yang hidup bahagia di alamnya (bukan alam ghoib lo) diiringi musik yang riang. Tiba - tiba musik menjadi lebih kencang dan mendebarkan. Dari sela - sela pengunjung yang rapat kek pager daun, muncul mengendap - endap pemburu jahat yang menagkap salah satu primata tersebut. Mereka dengan alat perburuannya yang ganas - ganas itu membawa primata menjauh. Yaaaah, primata yang satunya jadi sedih dong. Lagu juga berubah menjadi lebih sedih, aku juga ikut sedih pengen nangis rasanya (lebay tapi fakta). Primata yang sendirian itu pasti kesepian dan merasa sedih lalu pergi entah kemana. Kemudian  panggung berubah menjadi pemukiman warga yang tenang dan bahagia. Anak - anak sedang asik bermain, warga yang sedang beraktifitas dan lain - lain. Tanpa peringatan ada monyet ngamuk dan mencakari warga. DAN TANPA BERPERI KEMANUSIAAN (eh berperikehewanan) MANUSIA - MANUSIA ITU MEMUKULI PRIMATA YANG SEDIH DAN KESEPIAN. Di tengah susana yang kacau itu, datanglah petugas konservasi menyelamatkan primata yang dipukuli warga dan diculik pemburu. Akhirnya primata itu bebas pulang ke alamnya.

Kasian kan, kadang kita sebagai manusia suka lupa kalo kita hidup itu ga sendiri. Manusia dengan keserakahannya tega memburu hewan - hewan yang tidak bersalah. Seringkali kita menyalahkan hewan - hewan itu tanpa menyadari kesalahan manusia pada mereka. Ayo lebih peduli dengan tidak memburu dan menjaga habitat mereka.

Eiiits ga cuma itu dong yaaa, pengunjung juga diajak bermain puzzle. Aku sih gaikut, biarkan adek - adek gemas yang bermain dan dapat hadiahnya (bukan karena takut kalah lo ya). Aku jadi orang penting ga penting di belakang. Hwehehe. BTW nih yaaaa, kalian tau ga sih kapan Hari Primata Nasional itu ? Tanggal 31 Januari yaa, kan diatas tanggalnya itu. SALAH!. Coba browsing dulu. tapi kalo ada yang jawab 30 Januari, 100 buat kalian. Hadiah bisa diambil di dealer terdekat yaaa bayar dewe tapi. Pada tanggal 30 Januari 2001 telah ditetapkan menjadi Hari Primata Nasional.

Penontonnya uluuuh, banyak bet. Setelah pertinjukkan dan bermain games waktunya berkeliling Jawa Timur park 2 buat liat kembaran kalian yaituuuu si Owa Jawa *ehhh (becanda, tapi kalo mau miripin diri gapapa). Kalian udah pernah ke Jatim Park 2 ? Please jangan bilang belum yaaa, kalian rugi kalo ga kesini. Tapi kalo belum berkesempatan kesini buruaaan kesini atau mau baca review di blog aku dulu juga gapapa.

Menurut kalian kenapa sih kita harus menyelamatkan Primata ? Komen di kolom yaaah.
Save Primates !!!!

Biasa lah yaa kalo ga ada poto kan kalian gak puas jadi ada sedikit foto buat kalian.

Primatanya sedang bahagia bercengkrama

Kaaaan padet banget penontonnya.

Jangan jahat - jahat pak pemburu

poto sini poto sana, cekrek cekrek