Malam

 

    Percakapan itu berlalu begitu saja. Dari diri yang malu malu kemudian bercerita tanpa jeda. Entah, karena kalut atau kamu, sosok misterius yang aku temui kala itu. Ditemani secangkir kopi dan segelas teh hangat, cerita itu terkisah begitu saja. Mungkin karena udara yang dingin.
     Berawal dari kursi yang kosong hanya disebelahmu. Dengan kenekatan aku bertanya tak adakah orang disebelahmu dan dengan santai kau mempersilahkan untuk duduk saja di hadapanmu. Setelah menit - menit hening diantara kita kau bertanya apakah aku sedang sendirian. Ku iyakan pertanyaan itu, dan percakapan itu mengalir begitu saja. Semakin hangat, seiring dinginnya teh dan kopi kita. Kita. Sudah pantaskah aku menyebut kita hanya karena percakapan hangat di sebuah kedai mie yang ramai itu.
    Kau bercerita banyak hal. Tentang kesendirianmu, tentang perjalananmu, tentang yang ku kira sudah banyak hal. Akupun bercerita tidak kalah banyak darimu. Tak terasa, mie goreng pesananmu dan mi kuah pesananku sudah tiba di meja yang basah karena air hujan tadi sore.
    Kita terlalu asik tenggelam dalam cerita. Hingga lupa masih banyak yang antri. Bersamamu waktu terasa singkat. Kita baru bertemu, salahkah aku ingin menjumpaimu lagi. Aku tersesat dalam duniamu. Dunia yang asing, namun terasa indah. Hingga aku sesat dan lupa dunia yang aku tinggalkan tadi. Kau bercerita tentang langit malam yang bertabur bintang dan tengah hutan yang lengang. Dunia yang selintas seperti imaji bagiku.
    Tiba - tiba ponselmu berdering, mengagetkan kita. Untuk sementara bolehkah aku gunakan kata kita. Kau berbicara sebentar dan terburu pergi. Kau hanya berpamitan sekilas sambil mengemasi korekmu. Aku, belum sempat mengucapkan salam perpisahan itu. Sudah harus melihat punggungmu.
    Begitulah salam perpisahanmu. Meninggalkan aku dengan segelas teh yang dingin. Maaf, memang aku siapa ? hanya seseorang yang tak sengaja kau jumpai dan kita sama - sama berbagi kisah yang panjang dengan waktu yang singkat. Ahh, malam semakin dingin. Kurekatkan jaket dan beranjak dari situ.
    Bagaimanapun aku tetap harus berterimakasih telah kau ajak hilang ke duniamu. Tapi bolehkah kau ijinkan aku untuk tetap di sana. Sayang, kita hanya sebatas cerita tanpa kisah. Iya, sampai berjumpa lagi, aku hanya berharap bisa bertemu lagi untuk menyampaikan rasa terima kasihku.

Musim hujan
Batu, 12 Februari 2019

4 komentar:

  1. Kisah si teh manis di malam setelah hujan

    BalasHapus
  2. Yakin kalo ketemu lg cuma sekedar mengucapkan terima kasih ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin ditambah sedikit bincang, karena kata terima kasih terlalu singkat

      Hapus