Halo temen - temen, makasi ya buat kembali lagi ke sini dan menyimak kisah perjalanan ini. Rencana selanjutnya adalah cari oleh - oleh, nongkrong di Malioboro daaan destinasi terakhir candi Prambanan sebelum pulang. Sebagai sponsor utama perjalanan ini, tidak afdol kalo tidak membuka maps menuju pabrik bakpia pathuk, oleh - oleh khas Jogja yang terkenal. Jarak yang ditempuh lumayan juga temen - temen. Bagi yang ga kuat jalan, mending naik kendaraan umum saja ya hehe. Setelah sedikit tersesat, akhirnya sampai di bakpia pathuk 55. Setelah beli beberapa buat oleh - oleh langsung deh ke destinasi selanjutnya Malioboro (dari sini naik grab ke halte terdekat karena ga kuat jalan lagi).

     Sayang sekali aku lupa nomor bis yang aku tumpangi. Rute Trans Jogja lumayan sulit temen - temen, jadi aku saranin buat cari info sebanyak - banyaknya kalau perlu download rutenya biar ga bingung. Tiba di Malioboro, langit tiba - tiba gelap. Perasaan ini langsung was - was, mana ga bawa payung lagi. Seketika menyesal menolak pemberian payung dari mba Christina tadi. Dalam kondisi ketir - ketir alias ragu dan bimbang, aku cari minum di Indomaret. Setelah ngadem dan duduk merenung mengkalkulasi keputusan apa yang tepat setelah ini. Ada dua pertimbangan, pertama pulang aja mumpung bis terakhir belum lewat dan kedua lanjut ke Candi Prambanan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu.

     Akhirnya, dengan berat hati lebih baik pulang untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan dan berjanji dalam hati kalau ke Jogja lagi harus membawa perlengkapan yang cukup. Semoga di perjalanan ke Jogja selanjutnya bisa menjelajahi Jogja dari sisi yang berbeda.

     Di perjalanan pulang, langit berangsur-angsur menjadi cerah. Wahhh, pingin balik aja rasanya tapi mau gimana lagi. Begitulah kehidupan, yang kita rasa keputusan terbaik mungkin mengecewakan diri. Kita harus belajar meredam ego. Seringkali kehidupan berjalan berlawanan dengan keinginan. Jalan terakhir yang harus dihadapi ya ikhlas. Mau gimana lagi, manusia tidak ada kuasa untuk memutar waktu. Sampai jumpa dicerita yang lain teman - teman.






     Halo temen - temen yang masih penasaran sama ceritaku atau mungkin lagi cari informasi sebanyak - banyaknya buat liburan ke Jogja. Dikarenakan waktu yang sudah sore, aku memutuskan untuk ke Taman Sari dulu. Tiket masuknya 5.000 rupiah dan ada biaya tambahan kalau membawa kamera. Di sini kalian juga bisa menyewa Tour Guide untuk menjelaskan berbagai sudut Taman Sari. Tour Guide akan menemani kalian dari awal perjalanan sampai akhir. Karena sendirian aku memutuskan memakai jasa Tour Guide, namanya pak Budi. Pak Budi yang akan menemani perjalanan kali ini.
     Untuk biaya Tour Guide sampai tulisan ini release 70.000 rupiah. Mungkin bisa berubah lebih tinggi tergantung kapan kalian mengunjungi Jogja. Sebenarnya biaya ini di luar ekspektasi aku sih. Dibeberapa blog yang aku baca, biaya tour guide sebesar 25.000 rupiah, jadi pengeuaran ini hampir tiga kali lipat dari budget yang sudah aku persiapkan. Nah, untuk itulah kalau mau backpackeran bener - bener harus riset mendalam. Tapi gapapa, biaya yang dikeluarkan akan sepadan dengan informasi yang bakal kalian terima.
      Menurut Pak Budi, perbedaan harga yang tinggi itu juga bisa terjadi karena si penulis menyewa tour guide tidak resmi. Tour Guide resmi sudah memiliki sertifikasi dari Dinas Pariwisata Indonesia. Jadi jangan takut dengan informasi yang bakal kalian dapat itu hoax apa bukan. Pak Budi dan tour guide resmi lainnya bakal ngejelasin secara rinci dan detail tentang bangunan Taman sari. Mulai dari gaya arsitektur bangunan sampai makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Sedikit informasi buat yang  belum tahu, Taman Sari tidak sekedar pemandian keluarga raja tapi lebih dari itu. Taman Sari penuh dengan nilai luhur toleransi, ajaran agama dan perjuangan.
     Setelah berkeliling Taman Sari dan mengetahui informasi yang luar biasa, kita menyelesaikan tour ini di jam 14.40. Pak Budi juga memberi saran untuk mencoba destinasi wisata baru yang baru di buka yaitu Situs warung boto. Katanya, situs itu dulunya akan dibuat seperti Taman Sari, tapi tidak semegah Taman sari. Setelah solat ashar di masjid sekitar Taman Sari dan makan bakso ditambah es jeruk, perjalanan dilanjutkan ke Situs warung boto. Tapi, sebelumnya aku mampir ke Plengkung Gading dengan berjalan kaki, hmmm lumayan gess di kaki. Perjalanannya sekitar 1 km. 
     Aku pesen Grab di area Plengkung Gading menuju situs Warung Boto. Di sini, kalian cuma bayar parkir aja. Belum ada tiket masuk. Kebanyakan pengunjung masih didominasi pengunjung lokal atau wisatawan lokal. Tempatnya juga tidak sebesar Taman Sari. Jujur aja yaa, waktu di sini moodku langsung ga bagus. Kenapaaaa? Soalnya waktu aku sampai di sini itu semua pengunjung banyak yang berpasangan a.k.a patjaran. Jiwa jombloku meronta - ronta. Ehhh sebenernya ga gitu juga sih, cuman karena diluar ekspektasiku aja. Tempatnya bagus, cuman tidak banyak yang bisa digali dari sini. Selain itu banyak yang menatap aneh pada diriku yang berjalan seorang diri.
     Melihat mendung yang mulai datang dan sayup - sayup terdengar suara gemuruh, aku memilih pulang saja ke penginapan buat istirahat. Dengan jasa ojek online yang dimana - mana ada dan setia menemani perjalanan kali ini kita tuntaskan di penginapan sambil melihat cuaca apakah akan turun hujan atau tidak.
     Setelah istirahat, mandi dan lain sebagainya aku mulai merenung enaknya kemana  malam ini. Menikmati malam di Malioboro atau ke Tempo gelato yang tertunda kunjungannya. Aku memutuskan ke Tempo Gelato Prawirotaman yang tidak jauh dari penginapan dengan berjalan kaki sambil menyusuri perkampungan Kota Jogja.
     Lokasi Tempo Gelato Prawirotaman memang tidak terlalu jauh bisa ditempuh sekitar 15 menit dengan berjalan kaki. Tempatnya bagus dan keren, kalo kata anak milenial sih Instagramable banget. Sebelum memilih varian gelato kita beli dulu cupnya mau yang pake cone atau waffle. Ada 3 size, small, medium dan large. Ukuran small bisa merasakan 2 varian gelato yang berbeda, untuk medium bisa mix 3 rasa dan yang large aku lupa hehe. Di sini aku beli yang medium dengan cup harganya 45.000. Untuk rasa sih tidak mengecewakan dan porsinya juga banyak. Setelah menghabiskan satu porsi aku sempet bingung gimana buang cupnya, apakah di sini self service atau ada petugas yang akan membersihkan (maklum lah yaa pertama kali). Karena kebingungan dan ga ada orang lain jadi aku tanya mba kasirnya, dia bilang tinggal suruh ninggal aja. Pasti mbaknya mbatin (ngomong dalam hati) ini orang dari mana, gini aja ga tau wkwkwk.
     Okee, perjalanan hari pertama kita akhiri di Tempo Gelato, sekarang balik ke penginapan dan istirahat untuk menyusun rencana esok hari. Malam harinya aku habiskan untuk menentukan perjalanan buat besok. Di daftar yang aku buat besok waktunya mengunjungi Candi Prambanan. Tapi, jadwal yang aku susun berantakan dongsss. Akhirnya setelah perenungan yang panjang sampailah pada keputusan untuk mengunjungi Keraton Jogja, Benteng Vredenburg, cari oleh - oleh dan jalan - jalan di Malioboro dan kalo ada waktu ke Candi Prambanan.
     Pagi harinya setelah sarapan dan minum obat (aku orangnya mabuk kendaraan teman - teman), aku pamitan sama penjaganya dan memulai perjalanan ke Kraton Jogja. Hari ini ingin lebih sehat ke haltenya jalan kaki modal google maps walaupun seringkali salah belok. Aku menuju halte Supeno, karena ini halte kecil jadi bayarnya di dalam Trans Jogja. Rute ke Kraton Jogja bisa menggunakan rute 3A, kemudian kita akan diarahkan untuk transit di halte (maaf aku lupa haltenya, pokoknya temen - temen harus rajin - rajin tanya deh). Kemudian kita akan diturunkan di Halte Taman Pintar.
     Dari Halte Taman Pintar, temen - temen bisa jalan kaki atau memanfaatkan jasa tukang becak untuk mengantar kemanapun teman - teman mau. Biasanya mereka menawarkan harga satu paket wisata, gak mahal kok. Tapi aku lebih milih jalan untuk menikmati setiap sudut kota Jogja hehe. Asli buat kalian yang ga kuat jalan mending pake becak daripada capek.
     Di Kraton Jogja cukup ramai dengan pengunjung anak sekolahan. Biaya masuk Kraton Jogja 7000 rupiah ditambah izin foto 2000 rupiah. Di sini juga ada tour guide yang bisa memandu wisatawan. Mereka juga menyarankan untuk mengikuti kegiatan membatik kalau mau. Aku berharap saat kesini ada pertunjukan seni ternyata tidak ada, sedih dong. Meskipun kecewa tapi aku bersyukur bertemu teman baru dalam perjalanan ini.
     Yapp, ketika menjelajah Keraton sendirian aku juga ingin mengambil fotoku kan dan karena sendirian a.k.a solo, aku meminta tolong pada orang lain. Salah satu yang aku mintak tolong ternyata wisatawan asing dari Taiwan namanya Christina. Dia seorang solo backpacker juga. Wihhh senang dong. Akhirnya setelah berbagai perbincangan kita mengelilingi Keraton bersama. Christina bercerita tentang banyak hal, tentang perjalanannya ke berbagai kota di belahan dunia.
     Ini adalah perjalanan mbak Christina di Indonesia dalam rangka liburan. Pertama kali dia mengunjungi blue fire di Ijen dan yang kedua dia ke Jogja. Renacananya dia akan menjelajah bersama temannya tapi dia belum datang. Akhirnya kita memutuskan untuk mengunjungi Benteng Vredenburg berdua. Kami berjalan kaki ke sana dan tiket masuk ke Benteng Vredenburg 10.000 rupiah.
     Saat ini Benteng Vredenburg telah dialihfungsikan menjadi museum perjuanagan. Ada beberapa bangunan dalam Benteng. Setiap ruangan memiliki koleksi tersendiri yang menampilkan rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kita berkeliling benteng sampai siang dan akhirnya memutuskan berpisah. Dia akan kembali ke kosannya dan aku harus melanjutkan perjalanan. Sebelum lanjut perjalanan jangan lupa solat dulu ya teman  teman. Dan sampai jumpa di part selanjutnya untuk cari oleh - oleh dan menyusuri jalan Malioboro bersama.







Usai

Untuk semua yang telah kau doakan
Untuk semua yang telah kau perjuangkan
Untuk semua yang telah kau usahakan
Tapi tak kunjung menemui akhir
Relakan... 
     Perjalanan kali ini jatuh pada Kota Jogja. Kata banyak orang Jogja itu istimewa. Daaan memang istimewa menurutku. Perjalanan ini adalah kali ketiga aku berlibur ke Jogja dan pertama kalinya travelling sendirian a.k.a solo backpacker ke Jogja. Bener - bener perjalanan yang menyenangkan dan ga rugi. Banyak pelajaran di setiap sudutnya. Rasanya pingin balik ke Jogja pokoknya.
     Aku di Jogja selama 2 hari semalam. Berangkat dari Wonogiri, salah satu Kabupaten di Jawa Tengah. Lebih tepatnya dari daerah Baturetno. Perjalanan di mulai pukul 8 pagi menggunakan bis Purwo Widodo, karena menurut informasi ini adalah bisa terpagi yang melayani rute Baturetno - Yogyakarta. Ini juga pengalaman pertamaku naik bis umum di daerah Jawa Tengah karena aku bukan orang Jawa Tengah yaa. Sambil menunggu bis berangkat, aku dan bapakku sarapan dulu di Terminal Baturetno. Bis ini tidak masuk di dalem terminal, bisnya ngetem di depan terminal depan warung makan kecil di situ. Tarif yang dipatok 30.000 untuk bis nonAC. Sebelum menuju Jogja, bis akan berhenti di terminal(tapi gabkeliatan kayak terminal, lebih miril pasar kalo menurutku) Pracimantoro. Buat temen - temen yang baca dan tahu mungkin bisa komen di bawah pemberhentian bis di Pracimantoro itu terminal apa pasar ya. Bisnya ngetem lama donggg sejam lebih lah nunggu penumpang dengan cuaca yang panas dan nonAC.
     Setelah dari Pracimantoro bis langsung menuju Jogja, uhuyyyy. Banyak sekali pemandangan menarik di sepanjang jalan menuju Jogja. Atau mungkin karrna ini pertama kalinya ya. Beruntungnya tidak terlalu banyak kendaraan dan lampu merah, jadi ga terlalu macet lah. Dengan sedikit dialog dengan bapak supirnya, Purwo Widodo adalah satu-satunya bis yang melayani rute Baturetno - Jogja. Bis beroperasi hanya sampai sore sekitar jam 15.00 dan itupun tidak sampai Baturetno, cuma sampai Pracimantoro. Bis yang melayani rute Baturetno terakhir jam 12.00.
     Sekitar jam 12 siang sampailah di stasiun Giwangan. Gerbang untuk memulai pengembaraan ini eciee. Karena waktu sampai yang sudah terlalu siang dari jadwal yang telah aku rencanakan, jadi Kraton Jogja dan Benteng Vredenburg harus di skip dong. Untuk kebaikan diri ada baiknya ke penginapan dulu. Jogja tidak sedingin Malang, meskipun Malang sekarang sudah tidak dingin lagi (T.T).
     Penginapannya aku pilih di Grand Zea, semalamnya di patok 60.000. Tapi ada beberapa pilihan harga sih. Sebenarnya dengan harga segitu bisa untuk 2 orang. Kalau mau nambah orang bisa kok dengan biaga tambahan. Kalau mau reservasi lebih dari satu malam minimal satu bulan sebelumnya. Dan harga saat hari libur juga beda, saat weekend harganya 80.000, saat musim liburan 120.000 dan 160.000 saat musim natal & tahun baru.
     Grand Zea juga mudah dijangkau dengan trans jogja. Lokasinya tidak jauh dari halte di jalan mentri supeno deket hotel cokro. Dari terminal Giwangan bisa naik Trans Jogja jurusan 4A. Oiya, tidak semua halte Trans Jogja besar kotak yang ada petugasnya. Banyak halte bayangan yang kecil - kecil berupa tangga di pinggir. Saranku lebih baik bertanya pada petugas di Trans Jogja. Tarif naik Trans Jogja juga cukup murah, dengan 3.500 untuk sekali naik dan kalau pindah bis selama masih di halte yang sama kita tidak akan dipungut biaya.
     Banyak tempat wisata yang bisa di tempuh dengan Trans Jogja. Namun, Trans Jogja memiliki rute yang sedikit membingungkan. Kalian harus perbanyak informasi tentang rute yang akan diambil supaya ga salah berhenti halte. Temen - temen juga bisa bertanya kepada petugas Trans Jogja. Jadi, aku juga pernah salah berhenti Halten waktu pertama kali ke sini. Yahhh, namanya juga masih bingung kan yaaa wkwkwk. Karena ngerasa salah halte yaudah kan pesen grab aja, ehhh ternyata lokasi sama haltenya ga jauh kalo jalan kaki. Rugi dongss promo grab aing. Tapi gapapa lah ya, daripada bawa ransel yang besar.
     Lokasi Grand Zea ada di kompleks perumahan dan masuk jalan gitu. Jadi bukan dipinggrir jalan raya utama. Aku nemu penginapan ini dari situs web www.yogyes.com, disana banyak banget panduan lengkap yang bisa kalian temukan untuk merencanakan liburan ke Jogja. Penginapannya bersih dan penjaganya juga ramah. Meskipun penginapan ini bebas laki - laki dan perempuan tapi untuk pasangan yang belum menikah tidak diperbolehkan menginap sekamar.
     Setelah ketemu dengan penjaganya dan memilih kamar, aku mandi, solat dan memimikirkan lokasi mana yang akan aku tuju setelah keterlamabatn bis yang sungguh keterlaluan ini. Setelah merenungkan banyak hal akhirnya aku skip Kraton Jogja dan Benteng Vredenburg. Aku memutuskan ke Taman Sari saja melanjutkan agenda trip yang seharusnya.
     Aku memilih naik ojek online karena berdasarkan waktu, biaya dan keadaan saat itu. Sebenernya pingin keliling Jogja naik Trans Jogja tapi aku tidak boleh egois terhadap diri sendiri hehehe. Oke, kayaknya part 1 segini aja, pastikan kalian baca part 2 yaa untuk panduan (eciee panduan dah kayak barang aja). Aku juga sertakan foto yang aku ambil di sepanjang perjalanan Baturetno - Jogja.







     Yessss, finally mantai lagi. Setelah sekian purnama debar merindu debur. Seperti di judul, pantai yang dipilih adalah pantai Sine Cemoro Sewu yang ada di kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Alasan memilih pantai Sine karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari rumah nenekku di Desa Samir, Kecamatan Ngunut. Perjalanan sekitar 40 menit dengan sepeda motor. Buat ke pantai Sine kalian bisa search aja di maps dan disimpan secara offline untuk menghindari sinyal yang tidak stabil. Kondisi jalan ke arah pantai sudah cukup bagus kok. Yahh, kalo di jalan deket pantai masih ada satu dua lubang tapi sudah beraspal semua. Jadi kalian bisa tenang. Kalo rute cukup ekstrim sih, banyak belokan tajam, tanjakan dan turunan yang ekstrim juga. Bahagianya, mobil bisa akses kesini juga. Yang mau liburan dengan keluarga bisanih ambil pantai ini sebagai opsi.
     Aku berangkatnya pagi hari ya, sekitar pukul 07.05 lah, jalanan masih sepi dan waktu tiba di pantai juga masih sepi (masi enak buat cari wangsit :p). Buat masuk ke pantai ini kalian cukup merogoh kocek untuk parkir sepeda motor Rp. 3.000, tiket untuk 1 orang Rp. 7.500 dan tiket untuk mobil seharga Rp. 5.000. Kalian bebas bisa explore pantai dan kampung nelayan di sini. Pintu gerbang masuknya ga langsung di depan pantai ya. Jadi kalian masih harus berkendara beberapa meter untuk sampai di lokasi. Di sini juga ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan) jadi buat yang mau nyari oleh - oleh bisa beli disini tapi ga beroperasi 24 jam yah. Waktu aku berkunjung kesana TPInya ga buka. Tapi kalian bisa beli di kampung nelayan.
    Menikmati silir angin dan ombak yang berdebur dengan kesunyian riuh manusia memang cocok buat relaksasi dari kepenatan hiruk pikuk di kota. Di sini juga ga ada sinyal, cocok buat ngilang. Etapi mungkin juga tergantung provider kalo im3 jelas ga ada sinyal. Pantai Sine termasuk dalam pantai yang memiliki ombak besar, lebih baik kalian jangan berenang disini. Kalau berjalan - jalan di pinggirnya sih masih okelah.
    Di Pantai Sine kalian juga bisa menemukan cemoro sewu, kawasan hutan cemara dipinggir pantai dan danau cinta (buat yang pengen berenang bisa di sini aja). Selain itu di Pantai Sine juga disediakan fasilitas yang cukup banyak seperti persewaan ATV, toilet dengan air tawar, musola, rest area dan beberapa kios juga memberikan fasilitas free wifi. Kalian juga bisa ngecamp disini lo. Dan yang paling penting tong sampah. Sayang banget kan pantai yang indah harus tercemar sampah. Yah meskipun ketika laut pasang mbawa sampah tapi setidaknya kita tidak boleh menambah sampah yang sudah berserakan. Ingat teman, sampah plastik tidak mudah terurai dan bisa membahayakan biota laut. Jadi, jangan lupa buang sampah pada tempatnya.
    Kalian jangan khawatir dengan dompet kalian. Harga disini cukup murah kok. Kalo kalian mau kencing cukup mengeluarkan uang Rp. 2.000 dan Rp. 3.000 untuk mandi dengan air tawar. Harga menu juga masih cukup terjangkau untuk mie goreng rata - rata dijual seharga Rp. 5.000, bakso seharga Rp. 6.000 sama dengan harga pecel dan nasi ayam lalapan Rp. 10.000. Eh ada yang kurang kalian juga bisa menikmati seporsi cumi dengan merogoh kocek sebesar Rp. 25.000.
    Beberapa tips buat yang mau liburan ke pantai dengan tenang :
1. Pilih hari weekday kalo bisa karena lagi sepi dan sebisa mungkin berangkat pagi hari.
2. Jangan lupa sarapan dan bawa tumblr/botol minum dari rumah.
3. Charge full kamera dan handphone kalian.
4. Pakai sunblock.
5. Cek kondisi kendaraan kalian, pastikan dalam kondisi prima ya.
6. Jangan buang sampah sembarangan.
7. Yang paling penting Do'a

Semoga liburan kalian menyenangkan temann.

Ga afdol tanpa poto kaan.

















    Ada yang belum tau Jawa Timur Park 3 ? Mana mana angkat tangannya tapi jangan tinggi tinggi ya. Udah tau yaudah kalo udah tau. Lagian siapa sih yang ga tau Jawa Timur Park 3. Kalau belum tau googling dulu :v. Buat kalian yang belum tahu Jawa Timur Park 3, itu adalah salag saty theme park di kota Batu. Jawa Timur Park 3 merupakan salah satu bagian dari Jawa Timur Park Group. Beda dari theme park yang lain, di JTP 3 ada 4 park utama yaitu Dino Park, The Legend Star, Museum Musik Dunia dan Funtech Plaza. Eiiitss tapi ada banyak lagi atraksi di sini seperti circus magic, the miracle, jurassic action, infinite world, house of zombie, 6D Cinema, Terminal Selfie, Virtual Arena, XD dan 360 photo. Banyak banget kan. Kalian kalo kesini siap siap bawa batre kamera tambahan atau power bank ya karena banyak spot yang super keren buat dilewatin.
    JTP 3 lokasinya ga jauh dari jalan utama kok jadi gampang banget di cari. Kalo kalian dari arah malang kalian bisa ke arah Batu. Tempatnya ada di kiri jalan deket Ria Djenaka. Kalo dari arah sebaliknya tujuan kalian ada di kanan jalan. Aku sarankan kalian bawa kendaraan sendiri atau sewa harian.
    Di JTP 3 kalian bisa beli tiket perwahana atau gabungan. Nanti aku sisipin harganya di foto bawah. Tapi harga ini juga bisa berubah lo. Apalagi kalian bacanya beberapa tahun setelah blog ini di tulis. Meskipun gitu setidaknya bisa kalian jadikan acuan lah ya kalo mau liburan ke JTP 3. Apalagi kalian dari luar kota. Harga tiketnya juga beda antara weekday atau weekend. Pokoknya ada nanti fotonya.
    Jam bukanya tiap park juga ga sama sih, waktu aku ke sana the Legend Star belum buka. Tapi yang pasti JTP 3 beroperasi dari jam 11.00 - 21.00. Di sini juga ada Indomaret loh, jadi gausa bingung kalo mendadak kuota habis.


    Nama ini mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Malang. Salah satu kuliner khas dengan rasa pedasnya ini wajib banget kalian coba. Emang sih akhir akhir ini kuliner yang pedes pedes lagi hype gitu di Malang. Nah, sego sambel cak uut ini salah satunya. Bahkan kalo mau makan di tempat bisa antri tempat duduknya. Kebayangkan yaah.
     Lokasi Sego Sambel Cak Uut memang tidak dinjalan besar atau jalan utama. Tepatnya di Jalan Simpang Raya Langsep no 41, Pisang Candi, Sukun Malan. Kalian bisa ceki ceki di google maps juga. Nanti kalo audah di daerah situ bakal ada bapak bapak parkir yang sibuk menata kendaraan dan teriak teriak "yok parkir cak uut, sini aja. Parkir cak uut mbak". Tandanya kalian udah ga jauh dari tempatnya. Kalian ga akan menemukan rumah makan besar dengan berbagai perniknya. Dari depan rumah makan ini biasa aja seperti di sebuah garasi rumah pribadi. Tapi ramenya jangam di sangka sangka. Garasi tadi berfungsi sebagai tempat untuk pesan dan meja kasir. Serta dapur jalan ke dapur utama dan ada beberapa meja kursi. Kalian masuk aja dan walaaa, banyak gazebo gazebo penuh meja kursi dan beberapa tempat lesehan. Konsepnya seperti di pedesaan dengan musik gamelan. Westa kalian ga nyangka kalo lagi makan di kota.
     Rasa makanan di sini seperti makanan rumahan. Buat orang rantau yang rindu rumah, rindu masakan emak, datanglah ke sini. Meskipun rasa pedesnya nampol. Apalagi buat yang ga doyan pedes harus hati hati atau request aja yang ga pedes. Rasa masakannya itu berasa banget. Jadi bumbu bumbunya itu masih kerasa. Sedep gitu lah. Bukan masakan yang pelit bumbu dan pedesnya itu dari cabe bukan merica. Beberapa kuliner pedes di Malang hanya fokus pada rasa pedesnya tanpa mempertimbangkan cita rasa masakan aslinya.
     Untuk harga, aku bakal posting gambarnya juga di bawah. Krusial banget kan ya harga ini. Apalagi anak kos, harga adalah pertimbangan yang sangat penting. Sejujurnya, cukup mahal yah. Bisa buat 2 - 3 kali makan di warung kecil gitu. Tapi masih cukup terjangkau lah.
Buat kalian yang udah pernah makan di sego sambel cak uut, tulis di komen ya apa menu favorit kalian. See yaa di postingan selanjutnya~~

Daftar Harga di sini ya. Itu yang coretan tandanya sudah habis.

Menu sambel cumi yang aku pesan

Ini lokasinya.

Dalemnya dengan konsep pedesaan